Entri pagi ni, selingan supaya kita selalu ingat mati tu hanya berada selangkah dari kita. Bagi aku, mungkin tak sampai selangkah pun. Tapi bagi yang masih rasa akan ada lama atas dunia ni, wallahualam. Indahnya saat mengingati mati sebab itulah sesuatu yang paling dekat dengan diri kita. Semua orang akan mati, tapi berapa ramai yang mahu menghambakan diri pada Yang Esa bila semakin dekat dengan masanya? Yang hanya kita sibuk-sibukkan macam mana nak lebih kaya di dunia ni.
Kita hanya ditabur dengan kehidupan dunia yang belum tentu menjamin kebahagiaan akhirat. Kita masih tak bersyukur atas apa yang Allah kurniakan pada kita. Setiap hari kita diberi nafas baru, tapi setiap hari adakah kita mengingati untuk sujud padaNya?
Kita hanya sibuk "esok nak makan apa eh?" Tapi adakah kita sedar saudara Islam kita di Palestin? Apakah yang mereka makan? Apakah yang mereka pakai.
Yang kita sibukkan "gaji aku tak cukup,nak beli itu ini, nak bayar itu ini." Tapi tak terfikirkah kita, kita masih boleh makan dan hidup sempurna daripada jadi gelandangan yang sedang merempat mencari teduh dari hujan dan panas? Sedarkah kita?
Yang kita ucapkan, "minggu depanlah aku melawat kawan aku". Bagaimana kalau hari esok kita kehilangan orang yang kita rasa dekat dan memahami kita. Yang dinamakan kawan?
Yang kita sibukkan, "nantilah aku solat," bagaimana saat kita tangguhkan itu, masanya telah sampai untuk dijemput? Apakah kita telah membawa bekalan untuk hidup di sana? Apakah kita telah menepati janji yang kita akan menghambakan diri padaNya? Adakah kita bersedia untuk dihisab? Apakah kita telah pastikan saham kita akan bercambah di akhirat?
Apa lagi yang tinggal? Tiada apa yang dapat aku bawa. Hanya sedekah, amalan dan sedikit kebajikan yang aku bawa. Apakah itu mencukupi? Aku belum layak Dalam hati aku, aku hanya meminta diringankan sakit aku menghadapi sakaratul maut. Aku tau, betapa junjungan kita juga merasa sakitnya sakaratul maut. Aku hanya terbayangkan andai masa itu tiba esok lusa. Bagaimanakah sakit yang aku rasa. Saat itu lidah hanya terkunci rapat untuk bercerita. Tapi aku harap tidak terkunci untuk aku menyebut "Lailahailallah.....lailahailallah...laaaaaaailaaaaaahailallahhhhhhhhhhh."
p/s : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami,apa yang telah kami lakukan di dunia ini, andainya mati itu lebih baik buat kami, kami redha ya Allah. Pastinya dunia ini bukanlah tempat untuk kami selamanya. Tempat kami hanya di sana.
Kita hanya ditabur dengan kehidupan dunia yang belum tentu menjamin kebahagiaan akhirat. Kita masih tak bersyukur atas apa yang Allah kurniakan pada kita. Setiap hari kita diberi nafas baru, tapi setiap hari adakah kita mengingati untuk sujud padaNya?
Kita hanya sibuk "esok nak makan apa eh?" Tapi adakah kita sedar saudara Islam kita di Palestin? Apakah yang mereka makan? Apakah yang mereka pakai.
Yang kita sibukkan "gaji aku tak cukup,nak beli itu ini, nak bayar itu ini." Tapi tak terfikirkah kita, kita masih boleh makan dan hidup sempurna daripada jadi gelandangan yang sedang merempat mencari teduh dari hujan dan panas? Sedarkah kita?
Yang kita ucapkan, "minggu depanlah aku melawat kawan aku". Bagaimana kalau hari esok kita kehilangan orang yang kita rasa dekat dan memahami kita. Yang dinamakan kawan?
Yang kita sibukkan, "nantilah aku solat," bagaimana saat kita tangguhkan itu, masanya telah sampai untuk dijemput? Apakah kita telah membawa bekalan untuk hidup di sana? Apakah kita telah menepati janji yang kita akan menghambakan diri padaNya? Adakah kita bersedia untuk dihisab? Apakah kita telah pastikan saham kita akan bercambah di akhirat?
Insurans di kala itu sudah tidak bernilai.
Rumah dunia di kala itu tidak lagi indah.
Keluarga di kala itu tidak lagi menemani.
Sahabat di kala itu tidak mampu lagi menghiburkan.
Harta di kala itu sudah tidak mampu membeli nyawa.
Ilmu di kala itu harap terus dapat disebar.
Amal di kala itu diharap menjadi pemberat.
Sedekah di kala itu diharap terus mendapat timbangan.
Apa lagi yang tinggal? Tiada apa yang dapat aku bawa. Hanya sedekah, amalan dan sedikit kebajikan yang aku bawa. Apakah itu mencukupi? Aku belum layak Dalam hati aku, aku hanya meminta diringankan sakit aku menghadapi sakaratul maut. Aku tau, betapa junjungan kita juga merasa sakitnya sakaratul maut. Aku hanya terbayangkan andai masa itu tiba esok lusa. Bagaimanakah sakit yang aku rasa. Saat itu lidah hanya terkunci rapat untuk bercerita. Tapi aku harap tidak terkunci untuk aku menyebut "Lailahailallah.....lailahailallah...laaaaaaailaaaaaahailallahhhhhhhhhhh."
p/s : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami,apa yang telah kami lakukan di dunia ini, andainya mati itu lebih baik buat kami, kami redha ya Allah. Pastinya dunia ini bukanlah tempat untuk kami selamanya. Tempat kami hanya di sana.
3 comments:
Amiin..InsyaAllah..muga kita tergolong dlm golongan husnul khatimah dan dijauhkan golongan su'ul khatimah.
mati itu pasti....sabar menempuh dugaan selagi duberi kehidupan...berjuang untuk kebaikan di alam kekal...berdoa dan terus bersabar...hidup mu akan lengkap dengan kebenaran...Allah swt sentiasa ada untuk kamu dan semua hambanya...
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami,apa yang telah kami lakukan di dunia ini, andainya mati itu lebih baik buat kami, kami redha ya Allah. Pastinya dunia ini bukanlah tempat untuk kami selamanya. Tempat kami hanya di sana. amin ya rabbal alamin :')
Post a Comment